Wednesday, July 6, 2011

Dakwah Rasulullah di Makkah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekah adalah kota penting di jazirah arab. Meskipun pada waktu itu Yaman dalah negeri berperadaban tertinggi diseluruh jazirah Arab , namun ia tidak menjadi pusat perhatian atau pusat keagamaan masyarakat jazirah Arab pada umumnya. Dalam hal kehidupan spiritual, agama yang dianut penduduk Mekkah sebelum Isalam datang adalah agama Watsani, yakni agama yang mengajarkan penganutnya untuk menyembah berhala. Mereka menyembah berhala – berhala yang diletakkan di seputar Ka’bah atau di rumah – rumah mereka.



B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dakwah Rasulullah saw di Mekkah?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Dakwah Rasulullah SAW di Mekkah
a. Dakwah secara sembunyi – sembunyi
Setelah Rasulullah menerima wahyu pertama dari Allah SWT di Gua Hira’, maka bermulalah dakwahnya secara sembunyi.
Pada mulanya dakwah Rasulullah saw. Dilakukan secara sembunyi – sembunyi. Hal itu dilakukan untuk menghindari munculnya gejolak frontal yang sangat mungkin terjadi di masyarakat.
Ajakan Muhammad sebagai Rasulullah untuk mengagungkan Tuhan dimulai dari lingkungan keluarga, mula – mula Khadijah yang percaya lebih dahulu, kemudian Ali bin Abi Talib yang masih balig ketika ia melihat Nabi saw. Dan Khadijah sedang shalat dan menanyakan kepada keduanya bahwa kepada siapa mereka sujud?, Muhammad menerangkan bahwa “ kami sujud kepada Allah, yang mengutusku menjadi Nabi dan memerintahkan aku mengajak manusia menyembah Allah”, dan Nabi mengajaknya masuk Islam, lalu ia mengkutinya. Zaid bin Harisah, seorang mantan sahaya Nabi adalah orang ketiga yang masuk islam. Demikianlah Islam baru tersiar secara diam – diam dikalangan keluarga.
Sedangkan dari teman dekatnya yang masuk Islam adalah Attiq bin Usman, yang kemudian dikenal dengan nama Abu Bakar. Dengan perantara teman dekatnya, Abu Bakar, banyak orang yang ikut masuk Islam. Diantaranya adalah Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khatab, Said bin Zaid al-‘Adawi, dan lainnya. Mereka masih sembunyi – sembunyi memeluk Islam, yang dapat berkembang karena ajaran dan teladan yang baik dari Nabi saw.
Ciri khas dakwah sembunyi – sembunyi ini adalah adalah kerahsiaan dakwah dan kerahsiaan kelompok, artinya, ajakan untuk memeluk “Agama Baru” (Islam) dilakukan secara rahasia, pembagian tugas, pengaturan program dan kegiatan pun juga demikian…dilakukan secara rahsia, tidak ada yang diberitahu selain orang-orang tertentu yang bersangkutan dengan tugas, Tetapi semuanya bergerak menuju satu tujuan dan di bawah kepemimpinan seorang, yaitu Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sudah menggunakan surat rahsia sebelum orang lain. Terbukti beliau pernah mengutus sepucuk surat dengan beranggotakan 12 orang Muhajirin yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy Al-Asadi dalam sebuah misi pengintaian di bulan Rajab tahun 2 H. Beliau menyerahkan kepada Abdullah bin Jahsy sepucuk surat rahasia berisi perincian tugas, yaitu target sasaran, posisi pasukan dan informasi-informasi lainnya.
Beliau memerintahkan agar dia tidak membuka surat tersebut sebelum ia berjalan selama dua hari.
Sejarah kehidupan Rasulullah SAW penuh dengan teknik-teknik keamanan yang terus berkembang seiring dengan semakin kerasnya ujian dan situasi di sekitarnya. Semakin situasi bertambah mencekam, perhatian terhadap masalah keamanan semakin meningkat, itulah yang mendorong pengambilan langkah yang efektif dan paling baik untuk menyikapi situasi seperti itu.
b. Dakwah secara terang – terangan
Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam – diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam secara terang- terangan, dakwah secara terang – terangan menjadi pintu ujian terberat yang dialami Rasul saw. Beserta pengikut – pengikutnya. Aksi dakwahnya pertama kali ditujukan keluarga besarnya, yakni kalangan Bani Hasyim. Pada waktu itu dakwahnya di kemas dalam bentuk acara jamuan makan malam sederhana. Rasulullah saw.mengundang empat puluh tokoh kabilah Bani Hasyim untuk makan malam bersamanya. Dalam acara tersebut Rasulullah saw. menjelaskan tentang kebenaran yang telah datang kepaanya. Ia mengajak kabilah Bani Hasyim untuk mengikuti kebenaran itu. Hasilnya, mereka tidak mengubris ajakan Rasulullah saw. bahkan meninggalkan tempat sebelum acara tersebut berakhir.
Di lain waktu, acara tersebut diadakan kembali, kali ini para tamu undangan mulai mendengarkan perkataan Rasulullsh saw. namun tak ada satu orangpun yang meresponnya secara positif. Kenyataan itu tak membuat Rasulullah saw. beserta pengikutnya patah arang.
Dakwahnya semakin diperlebar, hingga pada suatu ketika, Rasulullah saw. melakukan ceramah atau pidato terbuka di bukit safa. Pidato itu berisi perihal kerasulannya. Ia memanggil seluruh penduduk mekah dan mengabarkan kepada mereka bahwa dirinya adalah utusan Allah. Ia mengatakan bahwa dirinya diutus untuk mengajak mereka untuk meninggalkan paganisme(penyembahan terhadap berhala). Beliau menegaskan bahwa Tuhan yang wajib di sembah hanyalah Allah, Tuhan Yang Esa. Mendengar hal itu, masyarakat Quraisy tersentak kaget. Mereka sangat marah karena hal itu sangat menghina tradisi dan kehormatan mereka. Para pembesar Quraisy membentak dan memaki Rasulullah saw. dengan keras. Mereka menganggap bahwa Muhammad adalah orang gila, bahkan pamannya sendiri pun, Abu Lahab mengancamnya dengan keras.
Inilah konsekuensi yang harus diterima Rasulullah saw. ia mesti kuat dan tabah dalam menjalani kewajibannya sebagai Rasul Allah.
Ciri kahas dakwah ini dilakukan secara terus terang. Akan tetapi penyertaan kelompok tetap dilakukan secara diam-diam. Jadi dakwah di tengah umat manusia, kepada para kabilah, keluarga dan sanak saudara, dilaksanakan secara terang-terangan, namun demikian penjalanan tugas dan hubungan antara pelaku dakwah tetap berlangsung secara rahasia, demikian juga tempat-tempat perkumpulan dan pertemuan darurat, program-program strategik, pemilihan orang yang bertugas berdakwah mengajak masuk Islam, semua ini tidak ada yang tahu selain pelaku dakwah yang bersangkutan.
Seiring berjalannya waktu, dakwah secara terang – terangan terus beliau lakukan, bersamaan dengan itu pula, perlawanan dari kalangan pembesar Quraisy seperti Abu Sufyan, Abu Lahab, Abu Jahal, Umayah dan Utbah bin Rabi’ah demakin gencar. Para penentang tersebut mulai melancarkan aksi permusuhan kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya. Para pengikutnya dari kalangan kaum lemah dan tertindas sering mendapatkan siksaan yang sangat berat, sedangkan Rasulullah sendiri, meskipun beliau mendapat perlindungan dari Abu Talib, tekanan demi tekanan tetap saja dialaminya, mereka tidak lagi memandang bahwa Nabi Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim yang berkedudukan istimewa dikalangan Quraisy, sehinnga ia harus dihormati dan dihargai. Hanya saja tekanan – tekanan terhadap Rasulullah saw. tidak mereka lakukan secara terang – terangan. Mereka masih menghargai Abu Talib, dan para anggota kabilah Bani Hasyim yang lainnya.






BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Setelah menerima wahyu di Gua Hira Allah menyuruh Rasulullah berdakwah, Rasulullah berdakwah di mekkah engan menggunakan 2 cara yaitu:
1. Dakwah secara sembunyi – sembunyi
2. Dakwah secara terang – terangan.



DAFTAR PUSTAKA

Achmadi Wahid dkk, Sejarah Kebudayaan Islam Menjelajahi Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Insan Madani,2008.
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos,1997.
www.google.com, Sistem Dakwah Fase Mekah, 2011/03/04.

2 comments: